Peran Balai Kekarantinaan Kesehatan dalam penerbitan Port Health Quarantine Clearance (PHQC) sebagai persyaratan surat persetujuan berlayar di PT. Wistara Shipping Agency
Universitas Sanz Magnatya Palembang
Program Studi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan Universitas Sanz Magnatya Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
Program Studi Ketatalaksanaan Pelayaran Niaga dan Kepelabuhan Universitas Sanz Magnatya Palembang, Sumatera Selatan, Indonesia
DOI:
https://doi.org/10.62391/ejmi.v7i2.151Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) memiliki peran strategis dalam menjamin kesehatan kapal, awak kapal, dan lingkungan pelabuhan melalui penerbitan Port Health Quarantine Clearance (PHQC) sebagai salah satu persyaratan utama penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB). Agen pelayaran berperan sebagai penghubung antara kapal dan instansi terkait dalam pemenuhan persyaratan administrasi dan teknis tersebut. Namun, dalam praktiknya masih ditemukan berbagai kendala yang dapat mempengaruhi kelancaran proses penerbitan PHQC. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran Balai Kekarantinaan Kesehatan dalam proses penerbitan PHQC sebagai persyaratan SPB di PT. Wistara Shipping Agency serta mengidentifikasi hambatan yang dihadapi dalam pelaksanaannya. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi, studi pustaka, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses penerbitan PHQC oleh Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Sumatera Selatan telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang berlaku, dimulai dari pengajuan permohonan oleh agen pelayaran, pemeriksaan fisik kapal dan kelengkapan dokumen kesehatan, hingga penerbitan PHQC. Meskipun demikian, masih terdapat hambatan berupa keterlambatan pembaruan dokumen kesehatan kapal serta kendala teknis jaringan dalam pengajuan melalui sistem SINKARKES. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan evaluasi bagi instansi terkait dalam meningkatkan efektivitas pelayanan karantina kesehatan guna mendukung keselamatan dan kelancaran operasional pelayaran.
The Health Quarantine Office plays a strategic role in ensuring the health of ships, crews, and port environments through the issuance of the Port Health Quarantine Clearance (PHQC) as one of the main requirements for obtaining a Sailing Approval Letter (SPB). Shipping agencies act as intermediaries between vessels and relevant authorities in fulfilling both administrative and technical requirements. However, in practice, several obstacles may affect the effectiveness of the PHQC issuance process. This study aims to analyze the role of the Health Quarantine Office in issuing PHQC as a requirement for SPB at PT. Wistara Shipping Agency and to identify the constraints encountered during its implementation. This research employs a qualitative descriptive method, with data collected through interviews, observations, literature reviews, and documentation. The results indicate that the PHQC issuance process conducted by the Class I Health Quarantine Office of South Sumatra has been implemented in accordance with established procedures, starting from the submission of applications by shipping agents, followed by physical inspections and verification of ship health documents, to the issuance of PHQC. Nevertheless, obstacles remain, including delays in updating ship health documents and technical issues related to internet connectivity during submissions through the SINKARKES system. The findings of this study are expected to serve as an evaluation reference for relevant stakeholders in improving the effectiveness of health quarantine services to support maritime safety and operational efficiency.
Keywords: Balai Kekarantinaan Kesehatan Port Health Quarantine Clearance surat persetujuan berlayar agen pelayaran karantina kesehatan
World Health Organization. (2005). International Health Regulations (2005) (3rd ed.). Geneva: WHO Press. https://www.who.int/publications/i/item/9789241580496.
Mouchtouri, V. A., Nichols, G., Rachiotis, G., Kremastinou, J., & Hadjichristodoulou, C. (2010). State of the art: Public health and passenger ships. International Maritime Health, 61(2), 49–98. https://journals.viamedica.pl/international_maritime_health.
World Health Organization. (2011). Handbook for inspection of ships and issuance of ship sanitation certificates. Geneva: WHO. https://www.who.int/publications/i/item/WHO-HSE-GAR-BDP-2011.3.
Rooney, R. M., Cramer, E. H., Mantha, S., Nichols, G., Bartram, J. K., Farber, J. M., & Benembarek, P. K. (2004). A review of outbreaks of foodborne disease associated with passenger ships: Evidence for risk management. Public Health Reports, 119(4), 427–434. https://doi.org/10.1016/j.phr.2004.04.004.
Cramer, E. H., Gu, D. X., Durbin, R. E., & Vessel Sanitation Program Environmental Health Inspection Team. (2003). Diarrheal disease on cruise ships, 1990–2000: The impact of environmental health programs. American Journal of Preventive Medicine, 24(3), 227–233. https://doi.org/10.1016/S0749-3797(02)00601-1.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan. Jakarta. https://peraturan.bpk.go.id.
Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. (2014). Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 82 Tahun 2014 tentang Tata Cara Penerbitan Surat Persetujuan Berlayar. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2023). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 10 Tahun 2023 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Kekarantinaan Kesehatan. Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2015 tentang Sertifikat Sanitasi Kapal. Jakarta.
Hadjichristodoulou, C., Mouchtouri, V. A., Guglielmetti, P., Lemos, C. M., Nichols, G., & Pirnat, N. (2012). Actions for prevention and control of health threats related to maritime transport. International Maritime Health, 63(4), 201–209.
Mulyawa, E., Firman, & Diarto, A. (2019). Prosedur clearance in dan clearance out kapal tanker milik PT Pertamina oleh PT Pertamina Trans Kontinental Cabang Merak. Jurnal Sains Teknologi Transportasi Maritim, 1(1), 1–10.
Dani, A. (2019). Implementasi kebijakan penerbitan Surat Persetujuan Berlayar (SPB) di Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas III Pekanbaru. Jurnal Administrasi Publik, 6(2), 87–96.
Enzelika, E., & Ginting, D. (2024). Proses penerbitan billing PNBP Certificate of Free Pratique (COP) dan Port Health Quarantine Clearance (PHQC) melalui sistem SINKARKES. Jurnal Review Pendidikan dan Pengajaran, 7(4), 1203–1212.
Nainggolan, R., & Sabila, F. H. (2024). Proses penerbitan dokumen Port Health Quarantine Clearance (PHQC) kesehatan kapal pada Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I. Jurnal Riset Ilmu Manajemen dan Kewirausahaan, 2(5), 889–899. https://journal.arimbi.or.id.
Gusfriyanto, F., Rizanda, M., & Edison. (2019). Analisis pelaksanaan program pengawasan kedatangan kapal laut dari luar negeri di Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas II Padang. Jurnal Kesehatan Andalas, 8(2), 302–310. https://doi.org/10.25077/jka.v8.i2.p302-310.2019.
Yamin, K., & Suryadi, A. (2024). Analisis implementasi sistem informasi karantina kesehatan (SINKARKES) pada pelayanan kapal. Jurnal Sistem Informasi Kesehatan, 5(1), 45–54.
Sembiring, J. (2023). Pelayanan penerbitan Ship Sanitation Control Exemption Certificate (SSCEC) di pelabuhan laut. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 15(3), 156–164.
[18] Mustar, Y. (2021). Ship sanitation: Controlling and preventing health risk factors on vessels. International Journal of Environmental Health Research, 31(6), 731–742. https://doi.org/10.1080/09603123.2019.1709324.
Kordsmeyer, A. C., et al. (2021). Systematic review on outbreaks of SARS-CoV-2 on cruise, navy and cargo ships. International Journal of Environmental Research and Public Health, 18(10), 5195. https://doi.org/10.3390/ijerph18105195.
Centers for Disease Control and Prevention. (2020). Public health responses to COVID-19 outbreaks on cruise ships. MMWR, 69(12), 347–352. https://doi.org/10.15585/mmwr.mm6912e3.
Zhang, W., et al. (2022). COVID-19 outbreaks on ships: A systematic analysis. The Lancet Regional Health – Western Pacific, 19, 100360. https://doi.org/10.1016/j.lanwpc.2021.100360.
Anagnostopoulos, A., Mouchtouri, V. A., & Hadjichristodoulou, C. (2025). Infectious disease prevention and control on ships: A scoping review. Travel Medicine and Infectious Disease, 54, 102702. https://doi.org/10.1016/j.tmaid.2023.102702.
Nichols, G. L., et al. (2017). Ports, shipping and infectious disease risks. Eurosurveillance, 22(20), 30570. https://doi.org/10.2807/1560-7917.ES.2017.22.20.30570.
Pirnat, N., et al. (2018). Ship sanitation certificates and the International Health Regulations. Journal of Travel Medicine, 25(1), tay013. https://doi.org/10.1093/jtm/tay013.
United Nations Conference on Trade and Development. (2020). Review of maritime transport 2020. Geneva: UNCTAD. https://unctad.org.
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. (2022). Standar Pelayanan Penerbitan Port Health Quarantine Clearance (PHQC). Jakarta.
Sari, D. P., & Rahman, F. (2022). Hygiene and sanitation inspection of ships in Indonesian ports. Kesmas: National Public Health Journal, 17(1), 23–30. https://doi.org/10.21109/kesmas.v17i1.5632.
Lemos, C. M., et al. (2019). Water safety plans on ships. International Maritime Health, 70(3), 159–167.
RIVM & WHO Collaborating Centre. (2018). European web-based information system for ship sanitation certificates. Bilthoven.
Politeknik Pelayaran Indonesia. (2025). Sistem SINKARKES dalam penerbitan PHQC dan SSCEC pada kapal niaga. Jurnal Transportasi Maritim Indonesia, 7(1), 55–66.
